Kamis, 06 Desember 2012

Pembantaian Islam Rohingya dan Ancaman Bagi Umat Budha Indonesia


l
13438229421364947682
Umat Budha Klaim Etnis Bangali Sebagai terorist (www.voa-islam.com)
                 Konflik Myanmar menyita perhatian dunia internasional akhir-akhir ini. Penindasan yang dialami Muslim Rohingya membuka mata atas sejarah mereka sebagai etnis Myanmar yang tidak diakui. Mereka dianggap penduduk illegal dan disinyalir berhubungan dengan jaringan alqaeda. Dan kemungkinan etnis rohingya hendak mendirikan Negara berdasarkan syariat Islam. Kasus ini hampir serupa dengan Gerakan Aceh Merdeka di Indonesia.Ada sekitar 137 etnis disana termasuk beberapa etnis islam lainnya seperti Islam china, Islam India dan mereka diakui serta hidup berdampingan . etnis Islam Rohingya tidak mendapat pengakuan dari Negara Myanmar, hal ini diperkirakan karena etnis Rohingya memiliki latar belakang yang berbeda sehingga mereka menjadi etnis terpinggirkan yang hidup di perbatasan Myanmar dan Banglaesh .
Konon ada 2 etnis yang ditindas di Myanmar tetapi hanya etnis Islam rohingya yang mendapat simpati dari Indonesia. seolah-olah masyarakat Indonesia hanya bersolidaritas terhadap yang seiman. Bahkan akibat solidaritas ke-seimanan yang tinggi hingga ada isu-isu mereka hendak ditampung di Indonesia. Sungguh hal ini akan menguntungkan Negara lain, pemerintah Indonesia mengurus konflik – konflik antar sesama warga Negara saja belum berjalan oftimal tetapi malah berhembus isu hendak menampung warga Negara yang tidak jelas. Apabila itu demi kemanusiaan patut diberi apresiasi namun sayangnya hal demikian timbul karena solidaritas yang seiman.
                      Jumlah korban pembantaian Islam Rohingya tampaknya dilebih-lebihkan ,menurut “seorang jurnalis Muslim Rohingnya mengatakan, sekira 4.000 warga Muslim Rohingya dilaporkan tewas dibantai” (www.ambonekspres.com pada 1/8/2012). Sedangkan menurut berita di okezone Kerusuhan yang pecah pada Juni lalu di Rakhine, menyebabkan sekira 78 orang tewas. Insiden ini juga menyebabkan puluhan ribu warga menyelamatkan diri, karena rumah mereka terbakar. 4.000 berbanding dengan 78 , dengan demikian media sudah ikut menjadi provokator .
                    Pembantaian etnis Rohingya tampaknya sudah merambah menjadi konflik dalam negeri (Negara Indonesia red), hal ini terbukti dengan adanya pernyataan Tim Pengacara Muslim (TPM) Aceh yang meminta Pemerintah Aceh untuk menutup sementara Vihara Budha di Banda Aceh, sampai umat Budha di Myanmar memberikan kedamaian dan jaminan hak asasi bagi Muslim Rohingya di Myanmar.
“Penutupan Vihara Budha ini perlu dilakukan untuk memberikan tekanan kepada umat Budha di Aceh dan Indonesia agar mereka ikut mendesak para bhiksu di Myanmar untuk melindungi warga muslim di sana,” kata Ketua TPM Aceh, Safaruddin SH, kepada Serambinews.com, di Banda Aceh, Senin (30/7/2012) seperti dilansir dari situs www.atjehcyber.net .
                   Terkait hal ini, Yuswar yang menjabat Ketua Yayasan Vihara Dharma Bhakti dan Ketua Dewan Pengawas Yayasan Buddha Banda Aceh menyatakan, pihaknya akan segera menyurati pimpinan Walubi di Indonesia, untuk menyatakan penyesalan mendalam terhadap tragedi kemanusiaan di Myanmar.
Kekawatiran bagi umat Budha tampak sudah muncul , hal ini terbukti Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (HikmaBudhi) dan Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menyatakan kekhawatirannya bahwa tindakan kekerasan kepada komunitas beragama Muslim, Rohingya, di Myanmar akan menimbulkan sentimen agama di Indonesia.
                   Koordinator KontraS Haris Azhar mengatakan meskipun tindakan pemerintah Myanmar kepada suku Rohingya tidak berkaitan dengan masalah agama, tetapi ia khawatir tindakan tersebut akan berimbas pada hubungan yang tidak baik antara kelompok muslim dan Budha di Indonesia. “Saya berharap masyarakat muslim di Indonesia menyikapi masalah yang terjadi di Myanmar secara baik,” ujarnya pada Rabu (1/8) di kantor KontraS. “Kami tidak berharap responnya menjadi liar di sini, komunitas Budha yang minoritas menjadi bulan-bulanan. Kami berharap pemerintah tidak lambat tapi segera mengambil inisiatif untuk merespon secara kenegaraan lewat mekanisme ASEAN atau lewat mekanisme bilateral diplomatis ke Myanmar,” tambah Haris. Seperti dilansir dari situs voaindonesia.com.
Sangat disayangkan jika kasus pembantaian Islam Rohingya bisa memperkeruh hubungan Budha – Islam di Indonesia. Semoga hal ini tidak menjadi ancaman bagi umat budha di Indonesia.