Selasa, 31 Desember 2013

Tali tambang selamatkan Linda dari tabrakan maut speedboat



Satu dari tiga penumpang (termasuk pengemudi) speedboat yang menabrak tongkang yang tengah bersandar dalam pengerjaan proyek duplikasi Jembatan Musi II Palembang siang tadi, berhasil selamat dari maut.

Linda (30), karyawati PT RMK (Rantai Mulia Kencana) Gandus Palembang sebuah perusahaan yang bergerak di bidang batubara, berhasil menyelamatkan diri dari kecelakaan tersebut. Saat tabrakan terjadi, dirinya langsung berpegangan dengan tali tambang yang ada pada tongkang.

"Alhamdulillah, saya selamat. Waktu tabrakan, saya ikut terpental, tapi saya lihat ada tali tambang di tongkang, jadi langsung saja saya berpegang," ungkapnya.

Sedangkan temannya, Agustina dan pengemudi speedboat Jamal, hingga kini belum diketahui keberadaannya. Tim SAR masih melakukan pencarian di sekitar lokasi kejadian.

Menurut Linda, kecelakaan itu bermula saat mesin speedboat yang ditumpanginya mati di tengah perjalanan. Arus sungai yang tengah deras membuat speedboat seolah berjalan sendiri. Saat kapal berjalan sendiri, Jamal terus mencoba menyalakan mesin. Sayang, mesin tidak kunjung menyala dan speedboat terus berjalan dengan kecepatan tinggi. Akhirnya, speedboat menabrak tongkang yang sedang sandar secara telak dan menyebabkan dua karyawan terlontar keluar dari speedboat.

Hingga saat ini, sekitar 10 petugas dari Ditpolair Polda Sumsel dan Satpolair Palembang serta dibantu warga sekitar masih mencari dua korban lainnya menggunakan speedboat di sekitar lokasi kejadian.

Sopir Koantas yang tabrak pejalan kaki kabur, bus dirusak massa




Daripada menjadi bulan-bulanan warga, sopir bus Koantas Bima 102 jurusan Ciputat-Tanah Abang memilih kabur usai menabrak seorang pejalan kaki di Jalan KS Tubun, Petamburan, Jakarta Pusat pagi tadi.

Informasi yang dihimpun, sopir Koantas Bima dengan pelat nomor B 7676 DG itu bernama Yohanes beralamat di Jalan H. Latif RT 11/17 Jakarta Pusat. "Ya benar sekitar pukul 09.00 WIB, Jalan KS Tubun arah Tanah Abang. Pejalan kaki meninggal di tempat ditabrak Koantas Bima," ujar Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Pusat, Kompol Sakat, saat dihubungi wartawan, Sabtu (28/12).

"Sopir kabur, setelah menabrak pejalan kaki," imbuh dia.

Sementara identitas pejalan kaki yang tewas ditabrak bernama Saadi (40) yang beralamat di Jalan An Nur No 29 Rt 2/2 Tanah Abang, Jakarta Pusat. Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Pelni Petamburan namun nyawanya tidak tertolong.

Warga yang melihat kejadian itu meluapkan kekesalannya dengan memecahkan kaca bus dengan batu. Polisi hingga kini masih memburu Yohanes

Prabowo berharap Wilfrida cepat pulang ke Indonesia


Wilfrida Soik, TKI yang diancam hukuman mati atas kasus pembunuhan berharap tujuh saksi meringankan hadir dalam persidangan selanjutnya. Rencananya, ketujuh saksi itu akan dihadirkan pada tanggal 12 Januari 2014.

"Kehadiran tujuh saksi di persidangan yang dijadwalkan berlanjut pada tanggal 12 Januari 2014 diyakini akan membuka jalan ke kebebasan Wilfrida," kata pengacara yang ditunjuk oleh Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, Tan Sri Mohammed Shafee Abdullah di Mahkamah Tinggi Malaya Kota Bharu via pesan singkat yang diterima merdeka.com, Minggu (29/12).

Tan Sri mengaku pernah meyakinkan hakim bahwa Wilfrida tak dapat dijatuhi hukuman mati karena umurnya tak sesuai dengan yang tertera di paspor.

"Seperti diketahui, pada persidangan sebelum ini kita berhasil meyakinkan hakim bahwa umur Wilfrida yang sebenarnya tidak sesuai dengan umur yang tertera di paspor. Ini artinya, Wilfrida tidak dapat dijatuhi hukuman mati," ujar Tan Sri.

Menurut Tan Sri, pihaknya bisa meyakinkan hakim untuk memberikan izin kepada Wilfrida untuk keluar penjara dan menjalani pemeriksaan psikis di Rumah Sakit Permai di Johor Baru.

Sementara itu, Prabowo yang menghadiri sidang tersebut berharap Wilfrida bisa cepat pulang ke Indonesia. "Saya apresiasi kerja keras Tan Sri, yang berhasil memberikan kelegaan dan harapan kepada Wilfrida. Saya harap kasus ini cepat selesai dan Wilfrida dapat segera kembali ke Indonesia," ujar Prabowo.

Maling jeruk ditembak mati polisi, warga mengamuk


Ratusan warga Kecamatan Rimbo Pengadang, Kabupaten Lebong, Bengkulu, mengamuk setelah warga setempat tewas ditembak oknum brimob penjaga kebun buah pada Jumat (27/12).

Komandan Kodim 0409 Rejanglebong Letkol Kav Sugi Mulyanto, didampingi Pasi Intel Lettu Inf Kenedi mengatakan, warga daerah itu mengamuk setelah oknum brimob penjaga kebun buah jeruk milik pengusaha bernama Selvi, menembak hingga tewas Doni bin Amri (20) karena ketahuan mencuri jeruk.

Ratusan warga ini mendatangi lokasi perkebunan buah jeruk tersebut setelah mengetahui warga desa mereka tewas ditembak oknum brimob yang menjaga kebun buah lantaran ketahuan mencuri jeruk. Massa selain merusak sejumlah fasilitas pendukung perkebunan juga membakar dua pondok dan satu unit mobil milik sang pengusaha, beruntung saat massa datang pemilik kebun dan penjaganya sudah lari sehingga tidak menjadi korban.

Korban tewas ini kata dia, menurut pihak pengusaha telah dua kali melakukan pencurian buah jeruk, yang pertama kali terjadi pada 25 November 2013 lalu, korban ditangkap dan dipukuli satpam perkebunan kemudian berhasil diselesaikan secara kekeluarga setelah difasilitasi pihak Koramil Lebong.

Aksi kedua terjadi Jumat (27/12), yang pada kejadian ini korban tewas setelah ditembak petugas dari bagian belakang kepala dan proyektilnya bersarang di tempurung kepala, selain itu korban juga mengalami luka memar di bagian muka. Demikian dilansir dari Antara.

Hingga Jumat malam tambah dia, kondisi dilapangan sudah berangsur kondusif setelah pihak Kodim 0409 Rejanglebong menurunkan dua peleton anggota TNI, massa sudah membubarkan diri. Sedangkan korban akan dibawa petugas TNI ke RSUD Curup guna diautopsi dan mengangkat proyektil yang bersarang ditempurung kepala.

"Kondisi di lapangan mulai kondusif, saat ini petugas sedang membawa korban ke rumah sakit guna diautopsi dan pengangkatan proyektil yang bersarang dikepala, dan kasus ini akan dilakukan pengusutan lebih lanjut oleh pihak kepolisian," katanya.

Jutawan Arab melamar gadis Brasil pelelang keperawanan




Mahasiswi Brasil Catarina Migliorini, 23, yang pernah dua kali melelang keperawanannya kini kembali mengajukan tawaran sama untuk ketiga kalinya. Dia bahkan mempertimbangkan untuk mengajak menikah.
Sejak 15 bulan lalu Catarina menawarkan keperawanannya sebesar Rp 17,4 miliar. Seorang jutawan asal Jepang pernah mengajukan penawaran melalui situs lelang di Internet tapi tawaran itu tak pernah terwujud.
Akhirnya Catarina memutuskan untuk kembali mengajukan penawaran melalui situsnya sendiri di VirginsWanted2.com. Tawaran kedua itu tadinya berakhir pada 12 Desember tahun ini tapi dia memutuskan untuk memperpanjang tawarannya hingga 12 Februari tahun depan, seperti dilansir situs Huffington Post, Sabtu (28/12).
Dia berdalih bukannya tidak ada yang menawar. Dia bahkan mengatakan telah menerima tawaran senilai Rp 5,3 miliar tapi dia tetap memutuskan memperpanjang lelangnya bahkan menawarkan ikatan pernikahan.
"Saya memutuskan untuk melanjutkan tawaran ini karena saya menerima pengajuan lamaran dari seorang jutawan Arab dan saya sedang memikirkannya untuk menikah," kata dia kepada Huffington Post melalui surat elektronik.
Migliorini mengaku dia sudah banyak berbincang dengan sang jutawan Arab itu melalui Skype. Pria Arab itu mengaku seorang muslim progresif.
"Dia menunjukkan dirinya orang romantis. Dia bisa bicara sebelas bahasa. Dia berusia 35 hingga 40 tahun, tampan dan sangat pintar. Dia tinggal di sebuah rumah besar yang dia perlihatkan kepada saya melalui kamera video," kata Migliorini