Senin, 28 Oktober 2013

Perang sengit di tepi Damaskus, 16 tentara Assad tewas Muhaimin


Sebuah ledakan besar telah mengguncang pinggiran Kota Damaskus, saat perang berkecamuk di Suriah, Sabtu (19/10/2013). Data sementara, 16 tentara rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad tewas.

Sedangkan dari kelompok pemberontak, belum diketahui secara pasti jumlah korban yang tewas. Namun, para pemimpin kelompok pemberontak yang disebut Pemerintah Assad sebagai teroris, juga tewas dalam perang sengit yang dimulai sejak kemarin.

Kantor berita negara Suriah, SANA melaporkan, ledakan besar itu terjadi di kota yang dihuni mayoritas kaum Nasrani, Jaramana. “Unit militer bentrok dengan kelompok teroris bersenjata di dekat Kantor Polisi al-Kaboun ,” tulis SANA.

Militer Suriah mengklaim mereka telah membunuh empat teroris utama dari kelompok pemberontak. Salah satunya, Mohammad Taha.

Aktivis Suriah mengatakan, kelompok pemberontak telah menargetkan serangan di kota Jaramana, yang dihuni mayoritas kaum Nasrani. Selain itu, Kota Druze juga menjadi sasaran serangan bom dan mortir. Penduduk di kedua kota itu dikenal sebagi loyalis Presiden Assad.

Ledakan dahsyat di tepi Damaskus itu, terjadi sesaat sebelum kedatangan Lakhdar Brahimi, utusan PBB dan Liga Arab untuk krisis Suriah. Brahimi mulai berkunjung ke Timur Tengah untu mempersiapkan Konferensi Jenewa II. Brahimi memulai perjalanannya di Mesir.

Dari Jenewa, Khawla Mattar, Juru Bicara Brahimi mengatakan, Brahimi akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Mesir dan kepala Liga Arab di Ibu Kota Kairo. "Jadwal penuh kunjungan Brahimi belum rampung, yang jelas, kunjungan itu diperkirakan akan berakhir dengan mengunjungi Suriah dan Iran," ungkap Mattar.

Seperti diketahui, Koferensi Jenewa II untuk Suriah akan diselenggarakan November mendatang. Tapi, hingga kini tanggal pasti perundingan tersebut belum juga dipublikasikan. Sebelumnya, Wakil Perdana Menteri Suriah, Qadri Jamil, mengatakan Konferensi Jenewa II dijadwalkan digelar pada 23-24 November 2013. Namun, Pemerintah Rusia dan Amerika Serikat membantah pengumuman tersebut.

sumber : seputar indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar